PENDIDIKAN

500 Siswa Program Afirmasi ADEM Papua Ikut Penguatan Wawasan Kebangsaan dan Profil Pelajar Pancasila

SUARA PEMBARUAN, JAKARTA –  Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, menggelar kegiatan
Penguatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara dengan tema ”Bergerak Bersama
Wujudkan Profil Pelajar Pancasila” kepada 500 siswa asal Papua dan Papua Barat yang
mendapat beasiswa program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM 2021).

“Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik
Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) kelas X tahun ajaran 2021/2022. Diharapkan
setelah mengikuti kegiatan ini selama sepekan para siswa akan tertanam semangat cinta tanah
air, nasionaliame, patriotisme dan kebangsaan yang kuat,” ujar Direktur Pendidikan Masyarakat
dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kemdikbudristek, Dr Samto di Jakarta, Selasa (22/9).

Direktorat PMPK bekerjasama dengan Yayasan Penuntun Masa Depanku (Pesanku) untuk
melaksanakan kegiatan Penguatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara dengan tema
“Bergerak Bersama Wujudkan Profil Pelajar Pancasila” tahun 2021. Dalam pelaksanaan
kegiatan Yayasan Pesanku bekerjasama TNI Angkatan Darat (Rindam Jaya, Rindam III
Siliwangi, dan Rindam V Brawijaya), TNI Angkatan Udara (ITDA Yogyakarta), TNI Angkatan
Laut (Kormar Jakarta), Kementerian Pertahanan, Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Badan Narkotika Nasional dan pemateri sebagai motivator.

Peserta Kegiatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara adalah peserta didik Program ADEM
Papua dan Papua Barat kelas X siswa SMA/SMK yang tersebar di Provinsi Jawa Barat, Banten,
Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Bali dengan jumlah siswa 500 siswa yang
tersebar di Kota Serang, Banten, Kota Bandung, Jawa Barat, Kota Malang, Jawa Timur, Kota
Magelang, Jawa Tengah dan Denpasar, Bali.
Kegiatan Penguatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara adalah kegiatan khusus bagi
peserta didik Program ADEM Papua dan Papua Barat kelas X, kecuali bagi siswa yang
berhalangan karena alasan penting, dilaksanakan mulai tanggal 22 – 26 September 2021 dan
dilaksanakan secara daring.

Baca Juga :  Pusat Studi Kebudayaan UGM Ciptakan Sibaya

Project Based Learning
Menurut Direktur PMPK, profil pelajar Pancasila disatuan pendidikan yang menjadi kunci
pengembangan pendidikan Pancasila akan berbentuk project based learning yang akan
menjadi salah satu metode melatih jiwa gotong royong dan kreativitas siswa. Bukan hanya
dengan membaca materi lalu diuji, melainkan juga untuk menciptakan karya.

“Oleh karena itu saat ini pendidikan nasional mempunyai motto, kalau kita ingin melakukan
transformasi pembelajaran di dalam suatu ruang kelas maka harus banyak tanya, banyak coba,
banyak karya,” ujarnya.

Dikatakan, Pendidikan karakter menjadi salah satu mandat yang harus dilaksanakan
pemerintah. Kemendikbud Ristek memiliki tugas mempersiapkan manusia Indonesia di masa
yang akan datang. Demi mencapai tujuan tersebut, Kemendikbud Ristek telah membuat
kurikulum pendidikan yang berbasis pancasila. Ada enam profil yang menjadi fokus pembinaan
pendidikan karakter ini. Keenam profil tersebut disebut sebagai Profil Pelajar Pancasila.
Dijelaskan oleh Dr Samto, Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai
insan pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan
kreatif,

“Ciri pelajar pancasila yang diharapkan adalah kemampuan untuk selalu kritis dalam
menghadapi keterbukaan informasi yang cepat yang keabsahannya dipertanyakan. Apabila
tidak berpikir kritis, informasi yang tidak benar bisa menjadi boomerang untuk pelajar Pancasila.
Karena itu Pelajar Pancasilka harus melawan berita hoax,” ujarnya.
Terakhir adalah kreatif, dalam menjawab tantangan cepatnya perkembangan zaman selain kita
dituntut untuk adaptif kita juga harus imbangi dengan kreatif. Dengan kreatif kita tidak hanya
akan menjadi pengikut yang pasif tetapi kita juga bisa menjadi pelajar yang aktif dalam
menciptakan inovasi-inovasi yang baru.

Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:

Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah
pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami
ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak
kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling
menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi:

Baca Juga :  BESMENT BEM UMM Ditutup dengan Parents Day

mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi
dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan
kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan
lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi,
kepedulian, dan berbagi.

Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses
dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang
dihadapi serta regulasi diri.

Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun
kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh
dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi
pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.

Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,
bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang
orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

[] Eko B. Harsono

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button