OLAHRAGA

Nur Rusli, Ingin Persembahkan Medali Emas Bagi DKI di PON Terakhirnya

SUARA PEMBARUAN.NEWS, JAKARTA – Nur Rusli (35 tahun) adalah pegulat senior dari DKI Jakarta. Ia merupakan salah satu dari lima pegulat DKI Jakarta yang dikirim mengikuti PON XX Papua 2-15 Oktober 2021. Pengalamannya luar biasa.

Sudah malang melintang dalam berbagai pertandingan gulat baik nasional maupun internasional selama hampir duapuluh tahun terakhir. Ia mengawali debutnya pada PON XVI/Palembang tahun 2004.
Meraih medali emas pada pertandingan gulat internasional Asia Beach Games di Bali tahun 2008. Debut prestasinya makin menggemah di tingkat nasional ketika ia berhasil merebut medali emas dalam kejuaraan gulat nasional di Yogyakarta pada tahun 2010.

Dua tahun kemudian pada PON XVIII/Riau 2012 ia mempersembahkan medali perunggu bagi DKI Jakarta. Tadak berhenti di situ saja. Pada tahun 2015 lagi-lagi pegulat yang kini sudah menyandang status PNS di Kantor kemenpora, dan sudah dikaruniai satu anak dari istri tercintanya ini, meraih medali emas dalam kejuaraan gulat Indonesia Open di Semarang.

Pada PON XIX/Bandung Jawa Barat tahun 2016 ia kembali mempersembahkan medali perunggu bagi kontingen DKI Jakarta. Sekarang bagaimana dengan PON XX Papua? Masihkah Rusli mampu mempersembakan medali perunggu sebagaimana PON XIX Bandung tahun 2016 atau seperti PON XVIII/Riau tahun 2012 di usianya yang sudah tidak muda lagi itu?

Baca Juga :  Tiga Pecatur Belum Terkalahkan di  Japfa FIDE Rated Chess Tournament

Rusli, demikian ia biasa dipanggil, tampak terdiam ketika ditanya apa yang ingin ia persembahkan bagi kontingen DKI pada PON XX Papua 2-15 Oktober 2021? Sambil menyandarkan tubuh besarnya di meja di dalam ruan ber-Ac Jumat petang itu, di bola matanya terlihat ada bayang-bayang harapan yang ingin ia raih pada PON XX Papua.

“Kami termasuk saya sudah siap semua. Program yang diberikan sudah kami jalani habis. Sampai saat ini yang mana kami dikarantina di PPOP DKI Kompleks Olahraga Ragunan Jakarta Selatan, rasanya sudah sempurna dalam persiapan kami,” jelas Rulsi membuka kisah persiapannya menuju PON Papua.

“Kami semua sudah siap tempur,” ungkapnya seperti juga diutarakan oleh lima pegulat lainnya seperti Andika Sulaeman (gaya grego/77 kg, M.Rudiansyah (gaya grego/87 kg), Rudi Hariyanto (gaya bebas/125 kg), dan Selfi Ajeng Safitri (gaya bebas/50 kg).
Di bawah bimbingan Antoni Timbul Romulo dan Dedy Rukmana, Rusli tampak bukan lagi sekadar “siap tempur” dalam omongan atau hiasan kata-kata belaka.

Baca Juga :  Irfan Bachdim Resmi Out dari PSS Sleman

Ini siap tempur ‘benaran’ bertarung habis-habisan sampai titik darah penghabisan.
“Betul sekali Bang Mike, saya mau bertempur sampai tidik darah penghabisan. Masalahnya, ini adalah PON terakhir bagi saya. Saya mulai ikut PON pada tahun 2004 di Palembang. Waktu itu belum dapat medali.

Tahun 2008 saya ikut Asia Beach Games dapat medali emas. , PON 2012, 2016, dapat medali perunggu,” jelas Rusli.
“Jadi memang keinginan untuk mempersembahakn medali emas besar sekali. Saya udah mau pensiun. Dan ini PON terakhir saya. Maka medali emas untuk saya adalah harga mati,” tekad Rusli sambil mengempalkan tangannya.

Selamat berjuang Nur Rusli. Semoga “Nur” nama depamu akan terus bercahaya sepanjang pertandingan di PON hingga berhasil meraih harapan yaitu bisa mempersembahkan medali emas terakhir untuk kontingen PON DKI Jakarta. Sekali lagi, selamat berjuang.

▪︎ Mike Wangge

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button