NASIONAL

Recovery PTM Terbatas Perlu Komitmen semua pihak

Workshop Pendidikan ‘Kondisi Kesehatan Dalam Rangka Akselerasi Pembelajaran Tatap Muka’

Tegal, suarapembaruan.news – Kota Tegal telah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas dan sejak 1 Oktober 2021, tercatat 126 Sekolah Dasar Negeri dan Swasta telah menggelar PTM Terbatas.

Hal tersebut dipaparkan Walikota Tegal, melalui sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tegal, Herlien Tjokrowati.

Dalam Workshop Pendidikan dengan tema Kondisi Kesehatan Dalam Rangka Akselerasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di Kota Tegal, Jawa Tengah, yang digelar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset  dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Herlien juga menjelaskan, untuk tingkat SMP,  PTM dimulai setelah status PPKM Kota Tegal turun ke level 3.  “Kita lakukan percontohan di beberapa sekolah, dengan masing-masing rombongan belajar dibatasi sejumlah 50 persen siswa, sampai kemudian kita lakukan PTM,” ujarnya.

Sementara untuk sekolah SMA dan SMK, lanjutnya dibagi ke dalam dua kelompok. Ada yang menggunakan pola PTM Terbatas, dan ada yang menggunakan pola percontohan PTM Murni, dengan memberlakukan ketat protokol kesehatan. Hal dilakukan setelah tahapan screening dan penilaian sejumlah kriteria yang ditetapkan. Setelah semua selesai dan tidak ada masalah maka dilakukan proses pembelajaran tatap muka.

Dalam Workshop Pendidikan tersebut, tampil sebagai pembicara kunci, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr Abdul Fikri Faqih yang sekaligus membuka kegiatan workshop yang dilaksanakan di Kabupaten Tegal pada Jumat (16/10/2021) dan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada Sabtu (17/10/2021).

Baca Juga :  Pencarian Korban Erupsi Gunung Semeru Terus Dilakukan

Kegiatan yang dihadiri oleh 120 guru, kepala sekolah dan penyelenggara pendidikan di Kota Tegal tersebut juga dihadiri Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Dr Muhammad Hasbi, Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang,  Prof Dr Masrukhi, M.Pd, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudyaan Kota Tegal, Dra Herlien Tjokrowati yang mewakili Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono..

Herlien Tjoktowati melanjutkan, Kota Tegal mantap melakukan PTM Terbatas mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan SMK, karena Kota Tegal memiliki modal kepercayaan besar dari suksesknya mebolisasi vaksinasi warga. Untuk bulan Oktober saja, sudah mencapai target 96,40 persen atau 205.381 jiwa dari target sasaran 213.046 orang telah mendapat vaksinasi tahap pertama. Sedangkan cakupan vaksinasi dosis kedua masih terus berjalan dan tercatat 58,48 persen atau baru 124.587 jiwa telah divaksin.

“Kepada sekolah dan anak-anak saya terus berpesan agar jangan pernah kendor dan jangan pernah lengah. Karena kesempatan PTM Terbatas adalah kesempatan yang hampir ditunggu selama hampir dua tahun lamanya. Oleh karena itu, harus dimanfaatkan sebaiknya. Tetap patuhi protokol kesehatan dan kejar ketertinggalan,” ujarnya.

Namun dengan turunnya level 2 untuk Kota Tegal, ancamanan virus Covid-19 masih belum sepenuhnya hilang karena itu, semua pihak tidak boleh lengah.

“Perlu komitmen semua pihak untuk melakukan recoveri pendidikan,” ujar Herlien.

Melalui Kajian

Sementara itu, Direktrur PAUD, Dr Muhammad Hasbi dalam sambutanya menegaskan agar Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia yang daerahnya sudah berada di level 1, 2 dan 3 untuk segera melaksanakan opsi menyelenggarakan PTM Terbatas.

Baca Juga :  Anies Baswedan dan Cak Imin Rencana Daftar ke KPU 19 Oktober 2023

Menurut Hasbi, pemerintah melakukan langkah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka secara Terbatas menunjukan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah telah melalui proses kajian yang matang. “Dipilihnya kata “Terbatas” dalam PTM menunjukan kebijaksanaan dipilih ditengah pandemi.  Mari kita dorong satuan PAUD dan satuan Sekolah Dasar (SD) untuk segera mempersiapkan diri melakukan opsi PTM terbatas bagi anak-anak kita yang berusia dini dan anak-anak kita yang berada dijenjang pendidikan dasar, namun tetap harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” terangnya.

Pengambilan keputusan itu disebabkan kata Muhammad Hasbi karena pembelajaran tatap muka lebih efektif daripada pembelajaran jarak jauh. Lebih banyak hal yang dapat dilakukan pada metode pembelajaran tatap muka ketimbang pembelajaran jarak jauh, sehingga potensi anak usia dini lebih mudah untuk dikembangkan.

Kepada seluruh pemangku kepentingan PAUD, diimbau untuk segera mengunduh (download) aplikasi PAUDPEDIA yang tersedia di playstore melalui perangkat android maupun IOS.

“Saat ini dimana digitalisasi sekolah menjadi perhatian utama pemerintah, saya imbau seluruh pemangku kepentingan PAUD untuk mengunduh aplikasi PAUDPEDIA, banyak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan disaba. Nanti setelah diunduh tunjukan kepada panitia agar dapat bonus pulsa,” ujar Direktur PAUD yang mendapat sambutan hangat peserta workshop. (SPnews- PAUDPEDIA)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button