
Batu, suarapembaruan.news – Hasil survei gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu dan Tim Pelaksanaan Sistem Komando Penanganan Bencana Banjir Bandang Kota Batu, Kamis (4/11/2021) pekan lalu sampai dengan Sabtu (6/11/2021), mendapati sebanyak tujuh orang warga meninggal dan sedikitnya ada 89 kepala keluarga (KK) terdampak.
Kerugian materil meliputi 35 rumah rusak, 33 rumah terendam lumpur, 73 unit motor rusak, 7 unit mobil rusak, 107 hewan ternak hanyut dan 10 kandang ternak rusak berat.
Sementara guna mengetahui penyebab banjir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota Batu beserta jajaran Forkompimda melakukan survey udara dengan menggunakan helikopter jenis Bell 412.
Dari survey udara, terlihat titik-titik longsoran di sepanjang tebing alur sungai anak Sungai Brantas yang ada di kawasan Gunung Arjuno sisi selatan. Daerah tebing gunung yang gundul dan terlihat jelas hutannya terkikis itu karena dampak terjadinya kebakaran hebat yang melanda hutan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Suryo, empat tahun lalu. Hujan yang turun dengan intensitas tinggi mengikis tebing hutan yang gundul dan menyeret pula batang-batang pepohonan hutan yang kering jebol beserta akar-akarnya masuk ke badan anak sungai. Karena volume ‘sampah’ pepohonan dan bebatuan yang tergerus longsoran masuk ke anak sungai membentuk embung-embung terpisah, mengakibatkan begitu embung itu ambrol meluncur deras menjadi arus banjir bandang yang meluncur deras ke arah bawah (pemukiman dan fasilitas umum) di kota.
Oleh karenanya, Komandan Tim Pelaksanaan Sistem Komando Penanganan Bencana Banjir Bandang Kota Batu Punjul Santoso mengatakan kajian sekaligus menentukan biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan rumah rusak. “Pada saat rapat evaluasi disepakati kebutuhan pokok (sembako) sudah terpenuhi. Sedangkan bantuan yang dibutuhkan sekarang obat-obatan dan bahan material seperti semen dan batu bata, kini masih kami komunikasikan dengan tim,” jelas Punjul saat memberikan keterangan pers di Pos Pusdalops BPBD Batu, Senin (8/11/2021).
Menurutnya, rumah-rumah penduduk yang memgalami kerusakan akibat terjangan banjir bandang di Kota Batu, bakal diperbaiki pemerintah. Penentuan rumah rusak yang diperbaiki berdasarkan kajian cepat yang sedang dilakukan. “Berapai kepastian nilai kerugian akibat bencana banjir itu, kini masih menunggu survei dan kajian cepat,” katanya.
Lebih lanjut Punjul mengatakan, Pemkot memiliki pos anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). Anggaran tersebut bisa digunakan untuk membantu warga terdampak banjir bandang. Namun sebelumnya Pemkot Batu sudah mengirim surat ke Kementerian Sosial dan Gubernur Jawa Timur. Isi suratnya mengajukan bantuan anggaran perbaikan rumah korban. Jika mendapat bantuan yang diajukan maka Pemkot Batu tak menggunakan BTT untuk bantuan bangunan.
“Jika tidak ada yang memberikan (bantuan) sama sekali maka BTT akan kami gunakan,” terang Wakil Wali Kota Batu ini.
Dijelaskannya sembari mengajukan bantuan perbaiki rumah, para pejabat di tingkat desa hingga kecamatan siapkan tempat relokasi sementara bagi warga yang saat ini rumahnya berada di bantaran sungai. Sehingga jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, maka warga yang rumahnya di dekat sungai langsung dievakuasi.
Pemetaan Sungai
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kota Batu Agung Sedayu di tempat terpisah menjelaskan, telah menurunkan tim gabungan terdiri dari 32 orang yang bertugas melakukan susur sungai menggunakan drone. Tujuannya memetakan kondisi hulu sungai. Hasil pantauan akan menjadi bahan utama untuk dibahas tim dalam rapat pembahasan rekomendasi teknis.
Sesuai hasil kesepakatan sementara, Pemkot Batu berencana melakukan sejumlah upaya identifikasi hingga penanaman bibit pohon di sungai. “Akan dilakukan susur sungai untuk langkah awal identifikasi rawan bencana di beberapa bantaran aliran sungai. Jika diputuskan, Rabu mendatang Gubernur Jatim berkenan hadir untuk susur sungai sekaligus melakukan penghijauan,”ujar Punjul.
Ditambahkan, dalam rencana agenda susur sungai itu, akan dilakukan di sejumlah titik hulu sungai hingga sepanjang bantaran sungai. Opsi lainnya akan dilakukan pantauan udara dengan drone di titik lain untuk mengefektifkan identifikasi.
Reboisasi
Menurutnya ditargetkan setiap susur sungai dan pantauan udara dilakukan setidaknya sejauh 10 kilometer dalam sehari. Setelah diidentifikasi, akan melibatkan ASN Kota Batuk melakukan reboisasi di sejumlah titik yang ditentukan. Di sisi lain Pemkot Batu akan mengharuskan petani yang selama ini budidaya tanaman hortikultura di sekitar sungai untuk menanam tanaman tegakan atau tanaman buah berkayu sekaligus sebagai penahan erosi. Bibit tanaman disediakan Pemkot Batu. “Untuk bibit akan disediakan Pemkot Batu dalam upaya reboisasi. Akan kita kaji untuk kesesuaian tanaman di lahan-lahan rawan seperti yang memiliki kemiringan,” katanya.
Sementara itu pihak Perhutani berjanji perbaiki daya dukung lahan maupun bantaran sungai untuk mencegah bencana susulan di Kota Batu. Itu setelah terungkap banyak lahan kritis di lereng Gunung Arjuno sehingga menyebabkan banjir bandang dan longsor. “Terkait pembukaan lahan, kami bersama pemda tetap akan berupaya memperbaiki daya dukung lahan di hulu maupun bantaran sungai.
Untuk mengatasi ini harus kolaboratif. Saat ini masih dilakukan pengecekan atau survei untuk dugaan-dugaan itu. Hasilnya nanti bisa disampaikan lebih lanjut,” jelas
Kepala Divisi Pengelolaan Hutan Perhutani Bambang Jurianto, kemarin. Bambang menyebut pihaknya tengah melakukan pemantauan kembali dan penertiban terkait potensi penebangan ilegal. Pihaknya masih menghitung data total lahan yang digunakan untuk pertanian semusim dan daerah minim vegetasi.“Dugaan penebangan ilegal, kami lakukan pembinaan. Masyarakat yang membuka lahan bisa berkontribusi dalam perbaikan lingkungan. Pembinaan bagaimana melakukan reboisasi untuk keutuhan lahan,” tambahnya.
Bambang mengatakan Perhutani masih mengkaji kembali daerah rawan pembalakan liar atau penebangan ilegal. Disamping itu juga daerah yang minim pepohonan penahan air di hulu, bantaran sungai dan lereng gunung. “Kami masih berhitung untuk kawasan hutan yang rawan, mungkin besok sore akan bisa disampaikan. Setiap tahun ada pendataan yang dilakukan jajaran Perhutani dan tidak ada pengurangan lahan hutan pada tahun lalu,” sebutnya. Dikatakan Bambang, Perhutani akan melakukan patroli dan pengawasan berkelanjutan demi memantau dugaan penebangan ilegal. Menurut dia kesadaran masyarakat harus ditingkatkan untuk sadar menjaga lingkungan dan mencegah kerusakan alam. “Tentunya kesadaran masyarakat kita gugah lagi untuk menjaga hutan,” pungkasnya.
Normalisasi
Sementara itu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Batu terus berjibaku tanpa henti melakukan normalisasi jalan dan sungai yang terdampak banjir bandang pada Kamis (4/11/2021) lalu.
Normalisasi terus dilakukan bersama dengan petugas gabungan meliputi TNI, Polri, BPBD, BNPB, DPKP dan semua masyarakat yang terlibat.Kepala DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat mengatakan, pihaknya selaku yang memiliki otoritas bidang Sumber Daya Alam (SDA) dan jalan harus memastikan infrastruktur bisa normal kembali. Khususnya akses-akses jalan protokol maupun penghubung antar desa yang terdampak banjir. “Tidak jalan saja, kita berupaya supaya sungai-sungai yang sedimennya cukup tebal bisa dikeruk dengan alat berat maupun manual agar bila hujan deras mengguyur tidak menyebabkan banjir yang lebih parah,” ujar Alfi kepada New Malang Pos, akhir pekan kemarin.
Agar cepat tertangani DPUPR melibatkan semua petugas dan alat berat yang ada untuk mengawal penuh selama 24 jam secara bergantian. Bahkan beberapa bantuan alat berat dari beberapa daerah terus berdatangan untuk memberikan bantuan. “Tidak ada waktu santai, kalau capek gantian. Karena bencana alam merupakan ujian bersama, butuh sinergitas semua pihak agar semua segera normal kembali,” tegasnya.
Pihaknya sedang konsentrasi melakukan normalisasi di Dusun Beru, Desa Bumiaji. Pasalnya di sana ketebalan lumpur dan material kayu serta batu masih berserakan di sungai. “Konsen kita sekarang di Beru agar jalan segera bisa dilewati dengan aman. Apalagi sungai harus cepat clear. Kemudian titik fokus kedua di Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu,” paparnya. Tidak hanya melakukan normalisasi, DWP DPUPR Kota Batu juga menyalurkan bantuan sembako bagi masyarakat terdampak banjir bandang. Diharapkan bantuan sembako mampu meringankan beban warga terdampak banjir. (SPnews/Aries Sudiono)