NASIONAL

Semeru Masih Terus Muntahkan Material Panas

Lumajang, suarapembaruan.news – Ancaman bahaya dari Gunung Semeru masih terus mengintai warga Lumajang. Selain munculnya erupsi susulan di puncak Jonggring Saloko. Jumat (10/12) pagi, guguran material lahar banjir yang tersapu hujan menjelang sore mengancam kawasan permukiman di sekitar lereng Gunung Semeru di jalur Besuk Kobokan.

Berdasar laporan Komandan Satgas SAR erupsi gunung Semeru, Danrem 083 BJ/Malang, Kolonel Inf Irwan Subekti, pada Jumat pagi terjadi tiga kali gempa, yakni gempa vulkanik, tremor dan gempa vulkanik dalam yang mengakibatkan terjadinya guguran lava pijar di bibir kawah, dan  mengarah ke Besuk Kobokan.

Ancaman luncuran lava tersebut berubah menjadi lahar hujan setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi di puncak Semeru. Wilayah aliran lahar hujan diketahui menuju ke daerah ‘merah’ atau Dusun Kamarkajang dan Dusun Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Dilaporkan memasuki hari ketujuh pasca erupsi, Jumat (10/12/2021), erupsi Gunung Semeru telah menelan 45 korban jiwa, dan 19 orang luka-luka.

Sementara 17 warga dilaporkan masih hilang dan semuanya adalah pekerja penambangan pasir dan batu di Sungai Besuk Kobokan.

“Kita lakukan pemetaan laharan dengan menggunakan drone di kawasan merah itu. Terlihat alur luncuran lahar dingin yang semula mengalir ke sisi kiri ujung dusun, berbelok ke arah kanan dusun. Sehingga daerah yang terancam terjangan laharan itu harus dikosongkan,” ujar Irwan Subekti.

Baca Juga :  AAS Bahas Soal Pangan dan Ekonomi : Prabowo Makin Yakin Jadi Presiden

Ditambahkan Bupati Lumajang,  Thoriqul Haq,  pemetaan dengan drone tersebut sangat penting, dan bisa mengawasi secara langsung, saat mendukung atau cerah.

Melalui drone, pergerakan Tim Search and Rescue (SAR) dan relawan serta alat-alat berat bisa diarahkan dari jalur yang berisiko tinggi ke daerah aman.

Menurut Thoriqul Haq, hujan yang mengguyur kawasan lereng Gunung Semeru dan membuat arus banjir lahar yang melanda Dusun Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro makin meningkat, bahkan, debit air juga mengalami peningkatan.

Terpantau, banjir lahar ini membawa material gunung berupa bebatuan, abu vilkanik, pasir serta  gas vulkanik. “Material gunung yang meluncur itu terlihat mengepul dan sesuai hasil pengecekan suhunya berkisar antara 200-700 derajat Celcius. Itu sangat panas karena secara kasat mata saja luncuran material laharan mengeluarkan kepulan asap tebal,” katanya.

Selain material erupsi, barang-barang milik warga seperti peralatan rumah tangga, kasur dan lain-lain juga ikut hanyut terbawa arus banjir lahar.

Salah seorang petugas SAR dari Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Nur Afandi menambahkan, banjir lahar Jumat itu terdeteksi sejak pukul 15.18-17.00 WIB.

“Syukur tidak berlangsung lama sehingga banjir lahar tidak sampai membawa kerusakan lebih parah,” katanya.

Namun sebagian kawasan Dusun Kamarkajang, dilanda banjir lahar dengan ketinggian sekitar 3-4 meter, bencana susulan ini juga berpotensi melanda wilayah dataran yang ada di bawahnya.

Baca Juga :  Kontak Tembak Dengan KKB di Kiwirok, Satu Personil Satgas Damai Cartenz Terluka  

Bupati Thpriqul Haq menambakan, sesuai laporan petugas Posko Pengamatan Gunung Berapi Semeru di Gunung Sawur, Candipuro, lontaran awan panas dan lava pijar dari Semeru masih terus terjadi, oleh karenanya, menurut jadwal tim SAR Basarnas, harus dilakukan memindahan aliran lahar ke Sungai Leprak atau membelokkan alur lahar hujan, untuk menghindar pemukiman penduduk. “Besok, rencananya kami akan buat iscam (tanggul darurat dari material tanah). Lalu akan dibangun tanggul permanen untuk melindungi kawasan pemukiman warga,” katanya.

Sebelumnya, sejumlah personel SAR dan Relawan tim penyelamat gabungan pada Jumat pagi meninggalkan kawasan Dusun Curah Kobokan karena aktivitas Semeru kembali meningkat.

Puncak Jonggring Saloko mengeluarkan guguran lava, dan awan panas juga membumbung tinggi ke langit. Seluruh petugas dan relawan juga warga yang semula menyelinap masuk ke kawasan terdampak diperintahkan keluar untuk menyelamatkan diri.

Namun sejumlah warga itu karena mereka menyelinap masuk daerah merah ke rumah masing-masing untuk mencari dan menyelamatkan barang sisa harta bendanya.

Menurut salah seorang anggota Babinsa, Hendra, semua Tim SAR yang sedang melakukan evakuasi di Dusun Kajarkuning dan Curah Kobokan, berhasil menyelamatkan diri. “Semua aman. Sejak awal kalau ada komando waspada semua harus turun,” ujarnya. (SPnews/Aries Sudiono)

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button