FEB UGM Tuan Rumah NIBES 2023
Presentasikan Hasil Riset Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals

Yogyakarta, suarapembaruan.news – Setelah pada tahun 2005 menjadi tuan rumah Network of International Business and Economics Schools (NIBES), sebuah jejaring internasional antar sekolah bisnis dan ekonomi yang beranggotakan 21 universitas berkelas dunia, kini tahun 2023, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali ditunjuk menjadi tuan rumah Annual Meeting 2023, pada 3-5 Juli 2023.
Pertemuan yang telah dilakukan secara luring tersebut, dihadiri 16 delegasi dari 11 negara, serta 8 delegasi dari 6 negara yang hadir secara daring.
Dekan FEB UGM Prof Didi Achjari dalam keterangannya kepada media, Senin (3/7/2023) di Kampus FEB UGM, menyebutkan bahwa pertemuan tersebut, yang pertama setelah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.
Dalam NIBES Annual Meeting ini, Prof Didi menjelaskan, akan diisi sejumlah kegiatan, hari pertama agenda dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama Ignatius Susatyo Wijoyo. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan riset dosen FEB UGM terkait SDGs untuk konteks Indonesia oleh tiga dosen FEB UGM.
Sementara, pada hari kedua, delegasi akan memaparkan perkembangan di universitas masing-masing, juga memperkenalkan anggota baru NIBES, termasuk jamuan makan malam yang akan diiringi dengan pertunjukan seni sendratari Ramayana di Candi Prambanan. Hari terakhir hari delegasi akan berkunjung ke Candi Borobudur dan Museum Ullen Sentalu.
Didi mengatakan yang didiskusikan dalam kegiatan tersebut antara lain rencana NIBES dan evaluasinya, serta kinerja dosen terkait tema SDGs.
“Dari kita (UGM) juga mempresentasikan hasil risetnya terkait program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) untuk konteks Indonesia,” papar Prof Didi.
Dikatakan, Dosen Departemen Manajemen FEB UGM, Prof. Nurul Indarti, Ph.D, dalam pemaparannya mengatakan kewirausahaan sosial berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan, inklusif serta mendukung pembangunan yang berbasis lokal. Ia menyebutkan, di wilayah Eropa dan Asia Tengah, usaha sosial ternyata sudah memberi manfaat bagi sekitar 871 juta orang dengan menyediakan layanan dan produk senilai 6 juta poundsterling dan menciptakan lapangan kerja, terutama di antara kelompok sosial yang paling terpinggirkan.
Ditambahkan Sekretaris NIBES, Thomas Cleff, tantangan terberat dalam pendidikan ekonomi dan bisnis sangat terasa utamanya pasca pandemi Covid-19. Menurutnya tidak mudah bagi mahasiswa dari luar negeri untuk mau datang dan belajar di Indonesia. Demikian sebaliknya, mahasiswa Indonesia juga sulit belajar di luar negeri.
Sementara untuk menjawab hal tersebut, Prof Didi menyebutkan dalam NIBES Annual Meeting 2023 ini akan dicarikan formula pembiayaan bagi mahasiswa yang akan melakukan riset ke luar negeri. (SPnews/FSE)